Dalam seminggu ini, jagad maya sedang dihebohkan dengan fenomena seorang pemuka agama yang mengolok-olok seorang pedagang es teh. Menurutku, ini adalah kejadian yang sangat disayangkan; karena yang bersangkutan malah mencontohkan perbuatan yang tidak baik di tengah-tengah sedang mengajarkan agama—yang seharusnya penuh dengan kebaikan dan cinta kasih. Ironis, ya?
Aku masih nggak paham, kenapa ya, dia ini sampai mengatai “Goblok!” ke pedagang tersebut? Apakah ia merasa lebih suci & tinggi derajatnya? Sebab menurutku, bekerja dan berdoa adalah dua kegiatan yang sama pentingnya. Keduanya mesti berjalan beriringan, guna menciptakan hidup yang lebih seimbang. Karena topik ini ada di ranah agama, aku mau coba bahas dari sudut pandangku sebagai orang Katolik.

Dalam Katolik, kami sering mendengar ungkapan “Ora et Labora”
Frasa tersebut berasal dari bahasa Latin yang berarti “Berdoa dan Bekerja”. Frasa ini adalah jalan hidup St. Benediktus, yang kemudian menjadi motto bagi biarawan yang tergabung dalam ordo Benediktin. Intinya, Ora et Labora mengajak kita untuk mengiringi tiap laku hidup dengan berdoa. Karena dalam hidup beragama, kita percaya bahwa Tuhan turut ambil bagian dalam keberlangsungan hidup kita.
Mungkin, kamu lebih awam dengan ungkapan “Do the best and let God do the rest”. Ini adalah salah satu bentuk semangat hidup yang turun dari Ora et Labora. Sebaik-baiknya persiapan kita, selancar-lancarnya kita dalam melakukkan sesuatu, kalau Tuhan tidak menghendaki, ya wes… kelar bos. Makanya, tiap pekerjaan perlu dibarengi dengan rasa syukur dan penyerahan kepada Tuhan.
Sayangnya, sikap berserah ini kerap dianggap keliru oleh sebagian orang
Ada orang yang sangat rajin berdoa, memohon kepada Tuhan, tetapi lupa untuk berusaha secara nyata. Berdoa tanpa mengusahakan yang terbaik untuk pekerjaan kita ya sama aja bohong. Mau berdoa sampai mulut berbusa, kalau badan kita diem aja ga melakukan sesuatu, ya nggak akan terjadi apa-apa.
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. (Yak 2:26)
Berdoa dan bekerja itu sama pentingnya. Berjualan es teh di hari Minggu pagi tidak menjadikanmu lebih hina daripada mereka yang datang misa di gereja. Orang yang datang tuguran selepas Kamis Putih tidak lebih mulia dari dokter yang berjaga malam di IGD.
Nggak perlu lah kita saling menghina. Buat apa juga kita merasa lebih mulia dari yang lain. Wong kita juga sama-sama manusia. Yok, lah, kita turut memanusiakan orang-orang yang ada di sekitar kita.
Kita bukan malaikat yang tak pernah bersalah. Kita cuma manusia, merasa diri sempurna. (Memasuki Lorong Sunyi - Sawung Jabo)
Sekian tulisan Senin kali ini. Terlepas dari apapun agamamu, yuk kita menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, sembari terus bersyukur kepada Yang Esa.
Keep in touch, ya!
gpBisma