Woaaaa akhirnya Sesenin Sekali terbit!!! Banyak-banyak terima kasih buat kamu karena udah meluangkan waktu buat klik link, isi e-mail, dan subscribe ke surat ini. Mari kita berdoa semoga surat ini bisa jadi sulung dari ratus-ratus hingga ribu-ribu adiknya yang kelak terbit.
Emmm… Mumpung masih awal, masih terbitan pertama, aku mau jujur sama kamu. Sebenernya… Sesenin Sekali ini aku bikin karena aku pengen belajar. Belajar nulis, belajar menata isi pikiran, belajar mengungkapkan perasaan, belajar ya-udahlah-penting-mulai-dulu-gak-tahu-besok-besok-gimana.
Hampir pasti akan ditemukan bagian-bagian aneh, typo, nggak rapi, bikin gatel mata, hingga memancing amarah (Mana dibacanya hari Senin lagi pas lagi males-malesnya).
Jadiiiii, sangat diperbolehkan bahkan disarankan untuk misuh dan ngasih tahu pendapatmu tentang surat ini. Lewat fitur comment boleh, reply e-mail juga oke, atau langsung DM Instagram juga gassss ae aseli ges.
Mungkin muncul pertanyaan di benakmu: Kenapa belajar nulis? Kenapa belajarnya dengan cara menulis?
Menurutku, menulis itu tahap akhir dari rangkaian proses belajar. Karena menulis adalah membagikan informasi ke orang lain, mengirim isi kepala kita ke isi kepala orang lain.
Untuk bisa membuat orang lain paham, kita harus membuat diri kita paham terlebih dahulu. Kita perlu tahu sebuah informasi. Entah lewat membaca, entah mendengarkan. Terus memahami: mencari tahu lebih lanjut, bener-bener ngerti luar dalam suatu informasi. Baru, abis itu nulis. Nulis pun nggak yang waton (bahasa Indonesianya apa, ya…) nulis. Kalau struktur tulisannya acakadul ya mana bisa orang paham.
Dari situ aku juga jadi ngerti, kalau menulis nggak cuman butuh pemahaman, tapi juga perlu penataan logika berpikir yang benar. Ini yang soesah sekali bosss ril no fake-fake.
Makanya pas jadi mahasiswa, kita dikasih tugas akhir nulis skripsi. Keliatan tu di situ, ni bocah paham kaga sih selama kuliah sekian semester ini? Ni anak ngerti nggak sih, logika penelitian ilmiah tu begini, begitu, dan begono?
Tapi yaaa, balik lagi
Output tu juga bergantung sama input. Serajin-rajinnya kamu nulis, sebanyak-banyaknya ngirim news letter (menampar diri sendiri), kalau ngga pernah baca ya sama aja dong. Kalau konteksnya mahasiswa, ya berarti perlu banyak baca buku teori, baca jurnal, baca berita terkini.
Apapun itu, kalau menurutku bisa banget jadi bensin buat dibakar. Majalah, novel, buku motivasi, thread X, sampe chat mantan juga sekalian dibaca-baca lagi aja~
Intinya mah baca! Bahkan, secanggih-canggihnya A.I. kayak ChatGPT, doski tu juga membaca. Dia belajar dengan membaca buaaaaaaaanyak publikasi di internet. Jadi kebukti lah ya, kalau banyak membaca tu beneran bikin pinter.
Aku sangat suka belajar, dan aku seneng kalau bisa membagikan ilmuku ke orang lain, kayak sekarang ini
Karena menurutku, belajar itu pekerjaan seumur hidup. Dengan terus belajar, aku bisa terus beradaptasi dan ngga kegusur perubahan. Kalau bisa, sampe jadi kakek besok aku mau jadi kakek yang gawl dan up to date.
Ini juga salah satu alasanku buat jadi copywriter. Selain karena emang suka nulis, aku juga “dipaksa” buat terus baca, terus update, terus menulis, terus tambah pinter. Menulis bikin aku bisa membagikan isi pikiran dan perasaanku. Kalau katanya Pramoedya Ananta Toer…
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Terima kasih udah membaca sampai habis. Keep in touch, ya!
gpBisma
Baca, pahami, tulis. Poin yang menarik sekali dan tentunya jadi pelajaran buat manusia (terlebih aku sendiri) untuk terus belajar selama hidup di dunia.
"Logika berpikir". Suka sekali nih sama kalimat itu karena menurut aku, segala sesuatu yang dilakukan manusia memang perlu didasari pada logika.
Congrats yah Bisma Bagaskara atas menetasnya tulisan sulung yang pastinya akan menjadi awal dari perjalanan belajar kamu.Tidak sabar untuk menunggu Senin yang diharapkan tidak hanya sekali!
Good luck love!
Halo Bisma!
Terima kasih sudah membuat cerita yang pasti akan memantik semangat orang lain di luar sana untuk menulis!
Aku sangat setuju dengan poin di mana kita harus menjadi pembaca yang baik sebelum menjadi penulis yang baik :). Ku tunggu ya semua tulisan-tulisanmu kedepannya!